Thursday, April 14, 2016

Malaikat Tak Bersayap

Suatu pagi yang tak pernah saya bayangkan terjadi pada hidup saya. Ketika saya mengaktifkan hp, saya mendapatkan pesan wa dari nomer yang tidak saya kenal, juga foto profilnya yang tidak bisa saya duga karena fotonya hitam putih ala 90-an. Beliau bertanya tentang kabar saya. Setelah saya bertanya-tanya pada beliau ternyata beliau adalah guru bimbel kimia saya ketika SMA. Tiga tahun lalu, terakhir beliau mengajar saja dan beliau lah yang menghubungi dan ingat saya. Jujur. Ini pertama kalinya saya diingat oleh guru saya yang dibilang mengajar saya cukup singkat. Walaupun diingat bukan karena prestasi saya. Mengajar kurang-lebih selama setahun dengan jadwal seminggu sekali. Setelah kami berbincang-bincang di wa, hampir setiap tutur kata beliau menenangkan hati saya hingga membuat mata saya berkaca-kaca. Disaat-saat seperti ini lah saya membutuhkan doa dan ridho dari kedua orangtua dan juga guru-guru saya. Entah kenapa, selalu diluar kendali, setiap ada guru yang menghubungi saya selalu meminta doanya diawal percakapan. Karena saya yakin doa-doa dari mereka didengar oleh Allah Swt. Amiin. Semoga dimudahkan dalam menuntut ilmu dan sukses dunia akhirat. Honestly, I have no words to explain how my feeling right now. But I'm totally happy. Jadi saya cuma bisa screencapture percakapan saya dengan beliau yang membuat saya "terbangun" dari zona nyaman saya sendiri.


Percakapan yang memotivasi saya untuk menjadi manusia yang lebih baik lagi dengan tidak mengecewakan orang-orang yang berharap pada saya.
Setiap hal yang terjadi dalam hidup saya adalah skenario terbaik-Nya. Saya merasa hadirnya beliau menghubungi saya itu seperti malaikat berbentuk manusia. Kehadirannya sangat berarti. Hingga saya tidak bisa mengungkapkan dengan kata-kata. Mungkin terlihat lebay bagi kalian. Tapi memang seperti itu kenyataannya.