Friday, December 26, 2014

The Best Gift I Ever Had


Satu hari yang kau tunggu yang hanya datang setahun sekali. Hari kelahiran. Jika di hari spesial itu ada hal yang merusak harimu. Then, what should you do?
Tepat sehari sebelum hari spesial itu tiba, aku mendengar kabar yang merusak kebahagianku, hampir seluruhnya ia mengambil bagian itu. Memang belum tepat hari 'H'. Tapi, aku sudah membayangkan kebahagianku esok. Tepat usiaku menginjak awal kepala dua. Setahun ini yang sangat berat untuk ku lalui. The hardest part I ever had! Terlalu banyak hal terjadi padaku. Menguji kesabaran dan kedewasaanku. Aku bersyukur tentang itu.Ya walaupun terkadang ego ku msing tinggi. AKu belum bisa mengalahkan rasa gengsiku sendiri. Aku merasa lebih bisa menahan emosi ku yang biasanya meledak-ledak. Aku bisa lebih dewasa dan bijak menyikapi sesuatu. Aku yang tidak pernah bisa membalas dendam apalagi membenci orang yang telah menyakitiku.  Pain makes you stronger. Tears make you braver. Heartbreaks makes you wiser. Aku belajar dari semua yang aku alami. Aku belajar untuk percaya bahwa ada rencana-Nya yang lebih baik. Sebagai seorang hamba, aku hanya bisa berprasangka baik. Karena Allah bersama prasangka hamba-Nya. Tapi, masalah ini berbeda. Ketika kehadiranmu tidak dipertimbangkan. Ketika kau merasa tak dianggap oleh orang yang sangat kau sayangi seumur hidupmu. Seorang yang membuat kau lahir ke dunia ini. It's hard to believe it! Ketika orang yang paling kau sayang di dunia ini mengecewakanmu.
Lewat tengah malam. Sudah masuk tanggal 26 Desember. Aku tak bia terlelap karena terus memikirkan hal itu. Bagaimana bisa orang yang paling aku sayang merusak hari spesialku? Tapi Allah selalu punya rencana yang tidak pernah diduga oleh hambaNya. Pagi harinya. Beberapa teman mengucapkan selamat ulang tahun dengan beragam doanya yang membuat aku tersenyum dan lupa bahwa hariku sudah tak indah lagi. When life gets you down, just remember you've friend who make you laugh. Yup. Itulah kelemahnku yang tak jarang melihat masalah hanya dari satu sisi saja. Hanya melihat orang yang telah membuatmu kecewa dan lain sebgainya. Aku lupa bahwa masih ada orang yang menyayangiku. Masih ada yang membautku tersenyum. Aku terlalu sibuk memikirkan orang yang membuatmu jatuh. Sebuah pelajaran berharga lagi yang Dia berikan padaku.
Belum cukup sampai disitu. Seseorang di masa laluku datang. Sudah beberapa bulan ini aku tidak tahu-menahu tentang kabarnya. Tidak berusaha menengok segala macam sosmed yang ia punya. Apalagi menghubunginya secara personal. When I'm totally move on, he comes. Untung saja beberapa bulan ini aku selalu berusaha menguhkan hati dan pendirianku sebagai antisipasi jika masa itu datang. Dan benar saja. Masa lalu itu tak akan pernah menang. Karena ia selalu berada di belakang kita. Kaki ku yang sudah terbiasa untuk melangkah kedepan. Jangankan untuk berbalik, menengok pun tak akan pernah. Walau hujan dan badai menerpaku. Aku pikir aku sudah cukup dewasa untuk menentukan pilihanku sendiri. Aku cukup tahu seberapa besar kapasitas yang aku punya. Aku tahu dimana kelemahanku. Maka dari itu, aku berhak menentukan sendiri tentang hal apa yang membuatku bahagia. Aku tak ingin lagi seapapun itu orangnya memegang kendali kebahagianku. Aku kira..aku cukup tahu mana yang baik dan tidak untuk diriku sendiri. Jika sifatku masih belum bisa menunjukkan kedewasaan, setidaknya aku akan mulai dari pemikiranku yang insya allah akan berdampak pada sikapku. Amiin...
For all the people who make me laugh : THANK YOU
How lucky I am who ever meet with people awesome like you ;)


Posting edit tambahan :
Setelah gak lama gue posting ini blog. Rumah gue mati lampu tibatiba (ngejepret). Masih dalam kaget dan sedang dalam proses menyesuaikan diri dengan kegelapan tibatiba ada yang gebrakin pintu kamar gue. Ternyata adek gue nendang pintu kamar sambil bawa kue ulangtahun di ikuti dengan nyokap gue yang berjalan di belakang adek gue dan bilang, "Ini adek kamu yang punya ide kasih kue, In". Gue cuma bisa cengo aja lihatnya. Bukannya terharu malah bengong lihat apa yang sedang terjadi didepan mata gue, cuma bisa berkedip. Masih dalam pikiran nyata atau nggak. Seumur hidup gue baru dikasih surprise sama mereka seperti ini mengingat tidak setiap saat kita bersama. Ini yang kebetulan kita saedang berlibur bersama minus bokap. Yaah beginilah jadinya. Akhirnya gue ambil kerudung dan gamis untuk berfoto dengan adek tersayang. Nyokap yang bagian fotoin >,<
Thanks God for the best things I ever had ^o^

Wednesday, December 24, 2014

Ketika Kau Gagal Masak Nasi

Liburan minggu tenang dua minggu ini akan ku habiskan di Purwokerto. Sekalian 40 harian budeku. Akhirnya hari selasa kemarin aku tiba di Purwokerto. Semenjak meninggalnya bude, di rumah hanya di tinggali oleh adekku (laki-laki) dan pakdeku. Hanya berdua dan keduanya lelaki. Tidak ada perempuan yang bisa mengurus rumah (masak, beres-beres rumah, nyetrika, ddan pekerjaan rumah tangga lainnya). Pakdeku hanya bisa masak nasi dan cuci baju. Sedangkan adekku sibuk kegiatan di sekolahnya, tak peduli saat ini sedang liburan sekolah. 
Hari kedua ku di Purwokerto, mamah ku menelpon (dari Bali dan beliau akan datang ke Purwokerto hari kamis) menyuruhku untuk memasak nasi. Dan kebiasaan di rumah ini, masak nasi tidak menggunakan rice cooker, melainkan dengan cara masak di kompor. Entah bagaimana caranya, di tim ataupun di kukus, aku tak tau. Mamahku mengajarkanku untuk memasak nasi biasa di panci, setelah airnya habis, dan nasi sudah setengah matang, pindah nasinya ke tempat kukusan, panci yang sudah di isi oleh air beserta dandangnya. Aku mengikuti semua prosedur yang ada. Sampai aku berkali-kali beertanya, apakah gak apa-apa kalau airnya menyentuh dandang? Tapi beliau bilang gak apa-apa karena nanti airnya surut. Setengah jam berlalu, dan ketika aku membuka tutup panci tersebut...GOTCHA! Aku menemukan air itu naik ke atas, sehingga nasinya setengah mirip bubur. Saat itu, kebetulan adekku ada di rumah, kita sama-sama bingung. Tapi
mamah bilang di telpon, coba tunggu setengah jam lagi, siapa tau airnya udah surut. Dan ketika setengah jam pun berlalu, air itu tetap naik -_- Entah harus apa lagi yang harus aku perbuat. Akhirnya adekku memanggil tetangga (ibu-ibu yang mengerti), dan beliau bilang kalau itu airnya terlalu banyak. Adekku pun berinisiatif untuk memeberikan nasi itu untuk ibunya. Dari situ, aku hanya bisa diam. Merenung. Kok bisanya...masak nasi pake kompor aja gak bisaaa??? Padahal mamah udah sampai berbusa mungkin jelasin di telepon. Walaupun sebelumnya aku udah menolak untuk masak nasi di kompor karena takut gagal. Dan benar saja kan? ;' Apa daya... Aku hanya perempuan biasa yang lahir di era modern, yang semuanya hanya bisa mengandalkan alat-alat elektronik. Dan orang-orang tua di sekitarku pun gak pernah mengajarkan cara-cara tradisional (terdahulu) seperti itu. Entah berlebihan atau bagaimana... Aku merasa gagal sebagai perempuan tulen T_T . Aku memang tidak kenal omel mamah ataupun pakde. Karena mereka memang mengerti aku gak biasa masak nasi seprti itu. Hanya saja aku berpikir, bagaimana jika nanti aku hidup susah dalam keadaan tidak ada ala-alat elektronik yang membantu pekerjaan rumah???? Ok. Mungkin aku berpikir terlalu jauh ataupun berlebihan. Tapi, aku sedang berusaha menjadi perempuan seutuhnya. Mandiri. Mengingat besok umurku masuk pada kepala dua dan masak nasi seperti itu saja tidak bisa ;'

Sunday, December 21, 2014

Misteri Sendal Jog*r dan Sendal Gemb*l

Suatu malam di kostan...
Mengingat sendal sehari-hari ku di kostan sudah gembel walaupun masih sedikit layak pakai itu bentuknya sudah tidak jelas, akhirnya aku mengeluarkan sendal baru aku beli sewaktu liburan lebaran kemarin. Sesaat aku mengeluarkan sendal itu dari persemayaman (plastik), aku memakainya. Ketika aku masuk kamar, ya otomatis sendal baru itu (jog*r) aku parkir tepat didepan pintu kamar kostku dan bergegas untuk makan malam. Gak ada setengah jam aku didalam kamar, dan kembali keluar untuk mencuci piring. GOTCHA!

Sendal itu raib! Aku telusuri ke setiap sudut kostan dan bertanya kepada penghuni kostan yang sedang berlalu lalang didepanku. Tapi tak ada yang tau. Seketika itu aku lemas. Bukan masalah baru. Bukan masalah harga (ya walaupun harganya tidak seberapa). Tapi masalah tempat belinya. Masa iya aku harus pergi ke Bali lagi untuk membeli sendal itu? Akhirnya aku berdiskusi dengan salah satu penghuni kost yang pernah mengalami kehilangan sendal. Dan kami mencurigai salah tau penghuni kost.
Beberapa jam berlalu, akhirnya penghuni kost yang kami curigai datang. Aku dan mba kost ku langsung keluar kamar untuk meliaht sendal yang dia pakai sekalian berpura-pura mencari sendal. Ternyata dia tidak memakai sendalku. Karena melihat gelagatku dan mba kostku sedang mencari sesuatu (di malam hari pula), dia bertanya "Pada nyari apa?". Dia yang juga lebih tua dariku, aku menjawab, "Sendal jog*r warna biru mba. Lihat gak? Tadi aku taro didepan kamarku, tapi sekarang gak ada". Kemudian dia jawab, "Oh yang itu tho. Tadi aku pake ke kostan temenku. Tapi tadi sendalnya ketuker di kostannya dia, soalnya gelap banget tadi" (dengan muka tanpa dosanya, dia hanya bilang maaf sambil tertawa). Jujur. Sebetulnya aku ingin memaki bahwa itu barang milikku yang jelas-jelas ada didepan kamarku yang tidak seharusnya dia pake tanpa ijin. Tapi apa daya karena melihat dia lebih tua dariku, dan yang terpenting adalah saat ini aku sedang berada di tanah orang lain (rantau), aku mengurungkan niat itu. Aku hanya memaki dalam hati dan mengelus dada karena baru kali ini aku menemukan macam orang seperti itu. Lalu ia meneruskan, "Mau di pake po? Kalau ngambilnya besok pagi aja gimana?". Raut wajahku yang sudah menandakan tidak enak, mungkin dia mengereti dan langsung pergi lagi keluar dengan motornya. Entah kemana. Tapi tak lama kemudian...dia datang memanggil namaku daan berbicara dari luar kamar. "...Sendalnya aku simpmen didepan pintu kamarmu ya. Maaf ya sekali lagi". Aku hanya menanggapi, "Iya mba" (dari dalam kamar). Ketika sudah tidak ada tanda-tanda dia didekat kamarku, aku langsung keluar kamar untuk mengambil sendalku dan membawanya masuk untuk menyimpannya di rak sepatu dibelakang pintu. Dan aku kembali mengeluarkan sendal gemb*l ku yang bentuknya sudah tidak meyakinkan itu.
Beberapa hari kemudian... Sendal gemb*l ku kembali raib di malam hari!!! Aku kembali berdiskusi dengan mba kostku. Kita hanya bisa geleng-geleng dan tertawa. Bagaimana bisa sendal gemb*l ku itu masih saja di pake orang tanpa ijin! Gak ada bagus-bagusnya! Aku saja memakai sendal gemb*l itu hanya untuk wudhu, nyuci, atau ketika lantai depan kamarku kotor.  Dan kau tau? Ketika pagi hari..akhirnya aku memergoki penghuni kost yang memakai sendal gemb*l ku itu. Yang ternyata semalam itu dia pergi menginap dikostan temannya karena ingin mengerjakan tugas. Juga dengan muka tanpa dosanya ketika dia datang dan melihatku. Seakan-akan dia tidak melakukan hal yang salah. Seakan-akan dia tidak tau bahwa sendal itu milikku. Yang padahal, kamarnya itu tepat disebelahku. Bagaimana bisaaaa????? Akhirnya aku hanya bisa tertawa dan geleng-geleng. Sendal gemb*l ku itu masih saja laku! Ckckck. Entah harus dengan kata-kata apa lagi aku mendeskripsikan penghuni kostku ini. Maklum. Aku sedang di tanah rantau. Entah bagaimana pola pikir dan sikap mereka yang seperti itu. Jika saja mereka ke tanah tempat tinggalku, mungkin orang yang seperti itu sudah "habis"! Hahaha

Friday, October 24, 2014

Bahagia Tanpa Alasan

Apa kau bahagia? Ya.
Apa yang membuatmu bahagia? Diriku sendiri.
Apakah tidak ada alasan lain yang membuatmu bahagia? Tidak.
Hal apa yang membuatmu bahagia? Aku masih diberi kesempatan untuk bernafas bersama orang-orang yang aku sayang. Dan tidak ada satu pun yang kurang dari tubuhku.

Sesederhana itulah aku bahagia. Tidak perlu menjadikan sesuatu hal yang lain menjadi alasanku untuk bahagia. Karena ketika kau menjadikan "sesuatu" itu menjadi alasan kebahagianmu, maka ketika "sesuatu" itu pergi dari hidupmu, kebahagiaan itu akan pergi juga darimu. Tidak ada yang berhak mengambil kebahagiaanku. Bahkan Tuhan sekalipun, memberi cobaan sebanyak dan sebesar apapun, jika kita menikmatinya dan menganggap itu semua hanyalah ujian dari-Nya karena Dia cinta kepada hamba-Nya. Cobaan lah yang membuat kita kuat. Luka yang akan membuat kita semakin dewasa. Karena jika kau terus  berada dalam "Comfort Zone" kau tidak akan pernah mengenal betapa luas dan indahnya dunia ini.

"Jika sesuatu ditakdirkan untukmu, sampai kapanpun tidak akan pernah menjadi milik orang lain".
Bukankah kekuatan akan berprasangka baik itu nyata ada nya?
Karena Allah sesuai dengan prasangka hambaNya.

Sebulan terakhir ini aku mencoba mencari kebahagiaan yang ada dalam diriku. Dan aku menemukannya. Aku mencari kesibukan yang sesuai dengan passion ku sendiri. Sampai aku lupa dengan hal-hal yang membuatku sedih. Sampai aku lupa bahwa aku pernah terluka. Sampai aku tidak lagi merasa "sendirian". Sampai aku lupa bahwa aku sedang merantau di kota orang. Sampai aku berhasil menepis salah satu quote "Aku harus menyibukkan diri. Membunuh dengan tega setiap kali perasaan rindu itu muncul. Ya Tuhan.. berat sekali rasanya".

Saat ini, menyibukkan diri adalah kebahagiaanku sendiri. Sampai ada waktu luang weekend pun aku ingin mencari kesibukan di luar kost. Aku yang sudah terbiasa pagi-sore pergi kuliah dan malamnya mengerjakan tugas ataupun kegiatan diluar kamupus itu membuatku rindu ketika waktuku sedikit senggang dan tidak lagi melakukan hal itu.

Sedikit cerita pengalaman sibuk itu bisa menjadi hal yang menyenangkan. Dua minggu terakhir ini aku disibukkan oleh tugas dan UTS. Pagi ngerjain tugas di kost. Siang-sore kuliah. Malam ngerjain tugas lagi. Full seminggu jadwal ku terus seperti itu termasuk weekend. Sampai rasanya ruang nafasku untuk beristirahat itu tidak ada. Pulang ke kost hanya istirahat sebentar, mandi, shalat, dan makan. Setelah itu aku kembali keluar untuk mengerjakan tugas kelompok atau kegiatan diluar kampus. Dan semuanya baik-baik saja. Aku yang punya riwayat 'gampang sakit' kalau kecapean dikit itu rasanya sudah tidak berlaku lagi. Why? Because, I'm enjoy and happy to did it! Ya walaupun tidak berlaku ketika aku menghadapi UTS  di salah satu mata kuliah. Sakit kepala ku kembali kambuh karena aku tegang. Dan seketika itu badanku sakit semua dan demam semalaman. Ya dikarenakan lagi minggu UTS, akhirnya esok paginya aku tetap masuk kuliah 5 sks sampai siang. Setelah itu aku istirahat. Dan sorenya aku merasa bosan karena hanya nonton TV di kostan walaupun masih pusing, aku masih tetap ingin keluar. Tapi untungnya gak lama kemudian temanku sms untuk ngerjain tugas kelompok. Buru-buru aku keluar dengan tersenyum penuh kemenangan karena akhirnya aku keluar juga. Malamnya, temanku juga ngajak senam aerobik di kampus. Walau sedikit ragu kalau aku kuat buat senam, akhirnya aku ikut juga. Dan alhasil, aku baik-baik saja. Badanku tidak mengeluh apapun. Pusingnya hilang, badan enakan, hatipun riang. Hahahaha.

Mencari dan menemukan kebahagiaan yang ada pada diri sendiri itu memang kebahagiaan yang tak pernah hilang. Aku tak lagi ingin menaruh kebahagiaanku pada orang lain jika itu sifatnya hanya sementara. Ini tentang kebahagiaanku. Bukan kamu. Bukan dia. Bukan orang lain. Bukan siapapun yang berhak mengatur kebahagiaanku. Apalagi merebutnya. Karena yang berhak menrebut atau mengambilnya hanyalah penciptaku. Tak lupa. Kunci bahagia itu adalah hati yang tanpa 'pemyakit hati'. Kebahagiaan itu bukan dibuat-buat untuk melihat musuh kita iri. Kebahagiaan itu tanpa dendam. Karena hati ini selalu bisa memaafkan. Jika ada yang membuatmu terluka, kau hanya perlu tersenyum dan mengatakan "Terima kasih Ya Allah... Engkau tidak tidur. Engkau Maha Melihat. Engkau membukakan mataku mana yang tak pantas untukku. Mana yang patut aku perjuangkan. Dan berilah aku kebahagiaan karenaMu. Aku tahu Engkau Maha Adil". Jika tidak ada pundak untuk bersandar, setidaknya kita masih punya lantai untuk bersujud kepada Nya ;')

Tidak ada niat mengajari atatupun sok benar. Itu hanyalah ceritaku dan pengalaman yang aku rasakan dan aku ingin berbagi. Semoga kalian segera bisa mendapatkan kebahagiaan mu sendiri. Dan tentunya kebahagiaan itu bukan karena "sesuatu". Ketika kau mendeklarasikan kebahagianmu kepada dunia, sering-seringlah tengok hatimu. Apakah itu kebahagiaanmu itu sejati atau hanya ingin menunjukkan kepada dunia bahwa kau bahagia?  Good Luck!   \(^o^)/

Saturday, August 30, 2014

Berkesankah Liburanku?

Satu setengah bulan. Selama itulah liburanku. Seperti liburan kebanyakan orang  yg sedang kuliah. Liburan kali ini sangat berbeda dengan liburanku sebelumnya.  Sebelum lebaran, aku berlibur ke Denpasar bersama mamah. Dua minggu lamanya, aku hanya sempat ke Tanah Lot dan Joger untuk membeli oleh-oleh. Sisanya aku habiskan berdiam diri di kamar. Jaga rumah selama mamah kerja dari pagi-sore (senin-sabtu). Dan malamnya tarawehan. Sulit mencari waktu untuk jalan-jalan yang menjadi wisata di Bali. Hm..mungkin yang menjadi pengalamanku adalah menyebrangi selat Bali dengan kapal Feri dari Banyuwangi. Kurang lebih hanya satu jam memang, tapi karena aku menyebrangi di waktu pagi, dan angin sedanag besar, jadi air pun tak tenang hingga membuatku mabuk laut. Satu lagi. Aku tidak sempat menikmati Bandara Internasional Ngurah Rai. Ya mungkin dari bangunannya, semua bisa menebaknya jika itu kurang lebih sama dengan masyarakat yang mayoritas beragama Hindu. Tapi, aku suka design-nya. Pertama kali aku sampai di bandara, aku takjub melihatnya, walau tidak sempat menikmati pemandangannya karena aku mengejar waktu supaya tidak ketinggalan pesawat menuju Daerah Istimewa Jogjakarta. Aku sempat berkeliling Malioboro-Lempuyangan dengan becak dengan tarif yang cukup murah dibanding kota-ota besat seperti Jakarta dan sekitarnya.  Di Jogja, aku hanya numpang transit, karena untuk ke kampung halamanku harus naik kereta lagi. Sebuah kota kecil satria namun damai dan tertib. Purwokerto. Hendak Lebaran bersama keluarga. Setelah itu menghabiskan sisa liburan di Bogor bersama teman-teman SMA pasca lebaran. Hangout bersama teman-teman. Dan sempat berlibur di rumah sakit, bergantian menjaga sepupuku yang terkena TBC usus selama kurang-lebih seminggu. Tapi ada hal lain yang membuat liburanku kali ini kurang berkesan.





Jika dari sudut pandang orang lain, mungkin liburanku kali ini sangat berkesan atau mungkin menyenangkan karena bisa berlibur di kota yang berbeda-beda. Karena mereka hanya melihat dari luar nya saja. Hanya aku yang mengetahui isi hatiku. Liburan ke banyak tempat bukan berarti banyak hal yang mengesankan. Sama hal nya seperti orang kaya itu belum tentu bahagia menikmati kekayaannya. Mungkin jika kita lihat sekilas dari luar, mereka bahagia. Tidak perlu pusing memikirkan kekurangan, dan lain sebgainya. Tapi itu hanya pikiran orang yang melihatnya dari luar. Justru banyak hal yang sederhana lah yang membuat seseorang bahagia. Semisal, melihat senyum orang yang kita sayang. Sederhana. Tapi mampu membuat kita bahagia. Tidak selalu hal yang mewah. Kadang, seseorang terlalu melihat rumput tetangga yang lebih hijau.
Walaupun begitu, liburan kali ini memberiku banyak pelajaran yang aku harap bisa membuatku semakin dewasa. "Karena luka yang akan mendewasakan kita. Dan jika harapan kita selalu berjalan sesuai rencana, kita tak akan pernah belajar bahwa kecewa itu menguatkan". 

Friday, August 15, 2014

Inilah Kebanggaanku

Mendapatkan sesuatu yg kita butuhkan dg usaha sendiri itu rasanya lebih puas. Ya. Sangat puas. Usaha ku selama setahun ini tidak sia-sia. Memang aku belum bisa mencari uang sendiri. Dan aku masih sekolah. Dan satu-satunya usaha yg bisa aku lakukan adalah belajar dg tekun. Nilaiku bagus, orangtua pun senang. Ya. Aku dan orangtua ku membuat kesepakatan. IP >3 = reward. And now... I got it! \(^o^)/

 Mungkin..untuk sebagian teman-teman seumuranku, hal ini bukan sesuatu yg luar biasa. Punya kendaraan sendiri beserta surat izin mengemudinya. Tapi tidak denganku. Aku mendapatkannya dengan usahaku sendiri. Dan itu merupakan kebanggaan untuk diriku sendiri. Setiap orang pantas mendapatkan atas apa yg telah ia usahakan.
What ever they say. I am who I am :')

Thursday, August 7, 2014

Ke'galau'an Itu Pun Teratasi

Galau. Identik dengan anak muda jaman sekarang. Dikit-dikit galau. Kayaknya semua hal di buat galau deh. Tiap ada yg nanya, "Eh lg kenapa lu broh?". Broh menjawab, "Galau..."
You know what I mean! Tapi, belakangan ini gue coba bangkit. Berdiri dg kaki gue sendiri. Bangkit tanpa uluran tangan dari siapapun. Why? Karena gue lelah terus-menerus terpuruk dalam kegalauan itu. Gue pikir..gue manusia yg masih punya akal dan masih bisa di pakai seperti org normal pd umumnya. Dan pd dasarnya manusia memang diciptakan akal dan hawa nafsu. Itu yg membedakan manusia dg makhluk ciptaan Allah yg lainnya. Karena itu..gue gk mau mengedepankan hawa nafsu itu untuk terus mengikuti perasaan gue. Kebanyakan orang bilang, "Ikuti kata hatimu". Tapi tidak sepenuhnya gue setuju dg kata-kata itu. Karena itulah yg terkadang membuat suatu hal menjadi tidak rasional. 'Virus' yg aku maksud tadi contohnya.
(sambil menopang dagu dg mata menerawang). Galau teverywhere! Sampe gue sendiri bosen setiap jengkal mata gue di penuhi kata 'galau'! Dan mungkin termasuk temen-temen jejaring sosial gue. Karena gue termasuk ke dalam anak muda jaman sekarang yg demen galau semenjak gue mengenal 'virus' itu.
Kita tidak akan galau jika tidak ada hal yg memicu kegalauan tersebut. Naah...maka dari itu, JAUHILAH hal-hal yg membuat kita galau! Misal : kepoin hal-hal yg buat kita galau karena masih penasaran. Baca quote-quote galau. Dan semacamnya. Dan BACALAH QUOTE-
QUOTE INSPIRATIF! Haha pengalaman niih soalnya. Banyak hal yg kita pelajari dg membaca. Ada beberapa quote yg bisa buat mata gue terbuka itu dkantaranya...
"Jangan galau dan menurunkan kualitas hidupmu untuk orang yg tidak berkualitas". 
"Kebahagiaanmu adalah pilihanmu. Jangam jadikan orang lain sebagai penentu kebahagiaanmu".
"Jika engkau sering kecewa, itu bisa berarti kau harus memperbaiki harapanmu atau menggantinya dengan yg lebih baik".
Ya. Quote diatas hanya sebagian kecil yg menginspirasiku untuk bangkit. Terkadang kita hanya melihat yg nampak di pelupuk mata dan melupakan hal yg tidak nampak, namun jelas ada nya. Terlalu mempedulikan orang yg membenci kita, sampai kita lupa bahwa masih banyak orang yg menyayangi kita.
Suatu saat, aku ingin menjadi orang inspiratif. Seperti aku yg terinspirasi dari seseorang yg inspiratif. Amiin :')
Dan lagi-lagi... "Biarlah luka yang akan mendewasakan ku".


Tuesday, June 24, 2014

Minggu Tenang atau Minggu Tegang???

Bagi mahasiswa yang kuliah di salah satu Universitas di Jawa Tengah, tanggal 23 - 27 Juni 2014 adalah minggu tenang. Yang katanya minggu tenang itu adalah minggu-minggu untuk menenangkan diri sebelum ujian. Dan biasanya moment ini digunakan oleh mahasiswa untuk pulang kampung. Tapi kenyataannya, tidak seperti itu. Hanya sebagian mahasiswa yang merasakannya. Dan sebagian mahasiwa yang lain masih berkutat dengan tugas-tugas akhirnya di kampus! Saya salah satu contohnya. Dari hari Jum'at kemarin sudah ujian 2 makul. Ditambah lagi weekend nya latihan nari (AUD), persiapan untuk tampil 2 minggu kedepan. Hari senin nya, ada Seminar Nasional wajib untuk mahasiswa jurusan saya. Di hari Selasa nya pun ada ujian makul Media Pembelajaran. Mempresentasikan hasil produk media pembelajarang yang telah kita buat untuk AUD. Ditambah membicarakan kostum dan properti untuk nari minggu depannya. Dan di hari rabu, ada ujian baca Qur'an, menyebutkan tajwid, dan tes hafalan juz 30. Tidak sampai disitu, aku yakin besok akan masih banyak tugas yang harus dikerjakan. Membuat miniatur dari tanah liat yang bertemakan Under Water. Latihan nari (lagi) sampai fix kompak. Laporan magang semester 2. Dan makul lainnya yang akan di uji kan minggu depan. Hm...membayangkannya saja sudah pusing duluan. Ya...namanya juga mahasiswa. Kelasnya beda sama anak sekolahan. Dari namanya aja udah "maha" yang berarti besar. Mau tidak mau. Suka tidak suka harus tetap dijalani.
Kembali ke topik kita. Apa dengan semua itu masih bisa dinamakan minggu tenang??? Apa orang yang pulang ke rumahnya pun dengan tenang bisa berlibur? Saya pikir, minggu tenang itu klise. Hanya sebuah permainan kata-kata. Sejak awal semester 1 pun saya tidak pernah menikmati minggu tenang itu dengan tenag seperti namanya. Yang ada tegang setengah mati. Ngejar deadeline tugas. Juga harus belajar buat makul yang belum di ujikan. Minggu tenang itu lebih cocok dipakai setelah kita selsai ujian. Bukan begitu? Logikanya, siswa yang mau UN, UAS, atau ujian apapun itu dan sebelum hari H ujian diliburkan, apa pernah mereka merasakan ketenangan? Untuk anak sekolahan mungkin menyebutnya 'belajar di rumah'. Naah di dunia perkuliahan, namanya diganti menjadi 'minggu tenang'. Yang pada hakikatnya, sebetulnya sama saja. Sama-sama libur dan belajar di rumahnya masing-masing. Hm...sebuah permainan kata-kata yang menjebak. Bagiku, minggu tenang itu adalah mingu tegang. Minggu-minggunya stress! The worst week eveeeeer!!! >,<

Thursday, June 19, 2014

Hilang Bersama Siraman Lembut Cahaya Matahari

Lagi-lagi manusia hanya bisa berencana. Selanjutnya, Allah lah yang menentukan. Hal yang menurut kita baik, belum tentu baik di mataNya. Apa yang kita inginkan pun belum tentu baik di mataNya.
This pain. This hurt. Can’t say with any words. But tears that answer it! 
Entah dengan kata-kata apa (lagi) menggambarkan bagaimana perasaanku saat ini.  Berharap kepada manusia memang tidak pernah ada habisnya. Selalu ada kekecewaan pada akhirnya. Tetapi, walaupun begitu tidak ada hentinya manusia berharap kepada sesamanya. Entah mengapa. Mungkin, karena manusia adalah satu-satunya makhluk berwujud yang bisa kita harapkan. Padahal manusia sendiri tau bahwa masih ada Allah. Dzat yang tidak nampak di mata kita, namun jelas adanya itu yang terkadang tidak terlintas di benak kita untuk berharap sepenuhnya kepadaNya. Jelas (juga) bahwa tidak ada makhluk yang di kecewakan olehNya. Tapi mengapa sebagian manusia tidak kunjung menaruh harapan kepadaNya. Apa karena Dia tidak berwujud? Itulah manusia. Tanpa ia sadari, lebih memilih dan mempercayai hal-hal yang berwujud. Yang nampak di pelupuk. Karena ia yakin adanya (wujud).
Hidup itu aneh. Terkadang ia melambungkanmu setinggi langit, dan di lain waktu ia mengehempaskannya begitu kerasa ke bumi.
Luka. Luka yang berwujud, nampak di mata masih mudah kita obati. Tapi bagaimana dengan luka yang bisa kita rasakan namun tidak berwujud? Aku kira, rasanya lebih sakit. Dan karena wujudnya yang tak nampak itu, terkadang kita tidak tau bagaimana cara mengobatinya. Tapi aku tau, luka seperti itulah yang akan mendewasakan kita.
Di saat-saat seperti inilah aku belajar banyak hal (lagi). Terkadang, kita harus di ‘tampar’ supaya kita ‘bangun’. Sakit memang. Tapi setelah itu kita akan kuat. Aku percaya itu. Allah tahu mana yang terbaik untuk hambaNya. Allah akan menggantinya dengan yang lebih baik. Sampai pada puncaknya. Dia mengirimkan seseorang yang sempurna untukku. Proses itu memang harus dinikmati. Tidak ada orang sukses tanpa usaha. Tidak ada orang pintar tanpa belajar. Aku yakin itu. semua yang aku alami selama masih aku hidup, itu adalah bagian dari rencanaNya. Walaupun sudah gagal dua kali. Aku ingin menjadikan itu ada kegagalanku yang terakhir. Hati yang hancur, tidak akan sama lagi bentuknya ketika serpihannya disatukan kembali.
“Selalu ada bintang dibalik awan gelap. Selalu ada pelangi setelah hujan. Selalu ada matahari dibalik mendung. Setelah gelap, terbitlah terang. Akan ada hal indah setelah sekian rintangan yang kau hadapi. You got served what you deserve!”.
Aku percaya. Rasa sakit ini ibarat kabut di pagi hari. Dia akan hilang bersama siraman lebut cahaya matahari. Rasa itu tidak akan pernah mengubah hakikat indahnya pagi ;’)
Don't come into my life if you don't plan to stay!

Saturday, March 15, 2014

Azalea's Song

Suatu saat..datanglah hari yang tidak pernah terbayangkan olehku sebelumnya. Temanku mengirim wa (whatsapp). Ia mengatakan bahwa ia mendapatkan lagu tentang "Azalea" dari kakak tingkatnya. Dan ia ingat bahwa napen ku itu Azalea. Sebuah lagu acoustic yang sampai detik ini entah siapa yang menciptakan dan menyanyikan lagu itu.
Buat yang pengen download. Nih aku kasih URL nya plus plus liriknya. Happy Listening! ;)
Listen here!

Azalea
Kulihat bintang bintang
Tersenyum saksikan kau merekah
Sang kumbang dating hap hap hinggap perlahan
Bunganya merekah..berkembang kembang

* Warnamu merah… merah
Semerah danau di katumiri
Aku melangkah tu wa ga mendekati
Betapa indahnya ku suka

Detik detik waktu ku kian berlalu
Tak jemu aku memandangnya
Detak-detak jantungku berdenyut selalu
Ku jatuh hati memetiknya
Azalea kau bunga yang kucinta

Setelah di analisis, ternyata Azalea didalam lagu itu adalah sebiah perumpamaan bahwa ia adalah wanita yang membuat si kumbang jatuh hati padanya. Ungkapan sayang dengan perumpamaan. Seorang lelaki yang mencintai seorang wanita. Hm...so sweet! ;"
Tapi kenapa harus dengan nama Azalea ya? Hm..entahlah. Jujur. Aku inign sekali mengetahui siapa pemilik lagu itu. Siapa yang menciptakan lagu itu. Apa yang membuat ia terinspirasi membuat lagu seperti itu? Terlalu banyak pertanyaan yang memnuhi kepalaku saat ini. Yang entah kapan akan terjawab. Dan aku hanya bisa berharap..postinganku ini bisa menjawab semua pertanyaanku ini. I hope so. Amiin ;)


Wednesday, February 26, 2014

Apalah Arti 'Menunggu' Untukku

Menunggu. Adalah satu kata yang amat sangat membosankan. Adakah orang di dunia ini yang suka menunggu? Aku pastikan tidak ada satupun. Menunggu merupakan suatu hal yang amat membosankan. Apalagi, setelah bertahun-tahun orang yang kita tunggu itu tidak datang. Tidak menepati janjinya. Pergi bersama orang lain dan menganggap bahwa kita tidak menanggapi janjinya dulu. Apakah ada yang seperti itu? Apakah ada, jika seseorang berjanji harus mendapat tanggapan dari pihak yang diberi janjinya? Yang aku tau, yang namanya orang berjanji itu yang berjanji aja. Tidak perlu mendapat tanggapan. Karena bisa jadi, orang yang kau janjikan itu ingin melihat seberapa serius kau berjanji. Memerhatikan dalam diam. Membuktikan ucapanmu. Dan ternyata kau tak cukup kuat dengan cobaan yang ada. Kau menyerah. Putus asa. Tidak berusaha.
Selama waktu yang aku gunakan untuk menunggumu, aku belajar banyak hal. Membaca quote-quote inspiratif. Aku tidak ingin menjadikan ‘moment’ menungguku sebagai suatu hal yang sia-sia. Aku tidak ingin mengecewakan diriku sendiri dengan apa yang aku tunggu. Dan aku tidak ingin terlihat seperti orang yang bodoh ketika aku menuggumu. Jadilah aku yang sekarang. Ketika aku tau bahwa kau tidak menepati janjimu. Aku tidak terus terpuruk dalam kubangan yang telah kau buat. Aku berusaha mengikhlaskan semua yang telah terjadi pada kita. Ikhlas pada takdir yang telah Dia gariskan untukku. Aku bukanlah tulang rusuknya yang hilang.
“Allah tidak pernah mengambil orang yang kamu sayang tanpa pernah menggantikannya dengan yang lebih baik”.
Lagi-lagi, pelajaran yang kita ambil adalah… Selalu berbaik sangka kepada Allah. Karena ia mengetahui apa yang kita butuhkan. Bukan apa yang kita inginkan.
Tak dipungkiri, awalnya aku memang sakit hati. Sesak. Tapi setelah aku pikir-pikir lagi, tidak ada gunanya terus memelihara perasaan itu. Dan aku tau. Aku harus memusnahkan perasaan itu. Seperti quote Darwis Tere Liye yang aku ambil dari facebooknya :
Rasa sakit di hati itu hanya ibarat kabut di pagi hari.
Tunggulah matahari tiba, maka dia akan hilang bersama siraman lembut cahayanya.
Rasa sakit di hati itu hanyalah ibarat kabut pagi.
Tidak pernah mengubah hakikat indahnya pagi.
Dan itu sungguh tarian indah.
Tarian penerimaan. 

Dan aku tau apa yang aku lakukan. Berhenti melihat dan peduli kepada orang yang menyakitiku dan berhenti melukai orang yang aku sayang. Dengan tekadku menjadi orang yang lebih dan lebih baik lagi. Insya Allah ;’)

Thursday, January 23, 2014

IP pertama!

Ehm ehm ehm! Gue mau kasih pengumuman dan share ke kalian smua! Menyangkut IP pertama gue niiih ;)
Jadi ceritanya semalem gue dapet info dari temen gue di fb. Katanya nilai udah bisa di cek! Akhirnya gue langsung bangkit dari kasur dan menyambar laptop dan modem. Tapi pas gue buka tuh Sikadu (Sistem Informasi Akademik Terpadu) pertamatama gue disuruh isi kinerja dosen. Ya udah deh tuh gue isi dulu dengan objektif!!! Eeeh pas gue simpen... katanya gini, "KHS semester Gasal tahun 2013/2014 dapat dilihat mulai 2014-01-24 00:10:00 ". Langsung lemes deh gue! ;(
Paginya...gue scroll twitter di hp. Dan disanalah gue melihat ada beberapa tweet yang mengatakan hasil IP mereke semester ini. Naah akhirnya gue menyambar laptop lagi untuk yang kedua kalinya! And surprise! IP gue keluar dengan lancarnya. Hm...dengan beberapa makul yang tidak gue sangka-sangka dapet segitu nilainya! Yang gue kira gede..malah kecil. Yang gue kira kecil ampe gue was-was dapet nilai D/E eeh malah lumayan. Hahaha walaupun lebay juga sih ampe D/E gitu. Ok. Penasaran liat IP gue??? Let's check it out!

Nah loh?! Gimana udah lihat belum??? Tapi jujur. Gue gak puas dapet segitu. Yaa tapi tetap bersyukur lah dapet segitu juga. Dan IP pertama ini harus menjadi tolak ukur gue untuk semester lebih lanjut supaya lebih giat dan tekun lagi belajarnya. bukan sistem SKS! Oh ya...postingan gue sebelumnya kan ada gambar gue yg buat UAS tuh. Di tabel itu ada nilai UAS gambar gue. Dan gue dapet 85.
Yup! Sekarang gue udah tenang buat liburan sebulan kedepan. Gak ada nilai D, E, apalagi K ! 
Dan IP pertama gue ini gue persembahkan untuk Papahku tercintaaa <3 Hahaha karena beliau sudah berjanji akan memberikan hadiah jika IP gue diatas 3!!! 
See you in March. See you in next semester! ;)
Happy HOLIDAY! \(^o^)/




Tuesday, January 21, 2014

Mahakarya Gambar Semester-1

Udah lama tidak bersua di blog. Karena gue sendiri gak tau meu ngisi apaan. Haha *miris! Tapi sekarng gue udah tau mau ngisi apa ._. Seperti yang kalian tau. Gue adalah mahasiswa UNNES prodi PG-Paud. Dan buat kalian, pasti gak nyangka kalau gue dapet matkul Menggambar! Nah loh?! Kok bisa? Gue jawab, "Ya bisa aja laaaaaah" (with BIG smile). Kan ntar kalau sudah jadi guru PAUD (Amiin. But I wish to be Owner Kidergarten. Amiin) pasti kita juga bakalan ngajarin gambar. Dan karakteristik gambar anak di setiap periode umurnya udah menguasai gambar apa saja dengan perkembangannya. Yup! Dan kali ini gue akan mempersembahkan Mahakarya Gambar gue yang pas-pasan. Maklum karena gue bukan anak seni. Maka dari iru, dosen yang amat teramat sangat baik itu (gak lebay nih gue!) dengan kemurahan hatinya, beliau selalu memberi kita nilai yang cukup besar. Hm...gak pake cukup sih. Emang besar deh nilainya. Buat ukuran gambar seperti itu. Karena setelah sekian lama tangan gue tidak digunakan untuk menggambar. Entah kapan terakhir gue gambar, gue gak inget.
Mau lihat gambarnya gimana? Anda penasaran? Sama...saja juga! (┌'⌣')┌ ┐('⌣'┐) . Ok I'll show you. Check it out!

Ini mahakarya pertama gue. Temanya sih gambar ilustrasi gitu. Gue searching aja di mbah google. Dan gue memadukan dua gambar menjadi gambar yang kalian lihat sekarang ini. Itu ceritanya ada anak cowok (yang lebih terlihat seperti bapak-bapak) sedang memegang daub clover (yang kegedean) di dekat rumah gubugnya ditengah hutan. Dan gue warnain pake cat air yang sebelumnya garis-gari gambarnya gue tebelin pake crayon. Karena masih awal. Dan yang waktu itu gue gak lihat dosen gue tutorial gimana caranya warnainnya. Alhasil deh gambar gue hancur gitu. Dan gue dapet nilai 83.


Gambar kedua ini temanya masih sama. Ilustrasi. Tapi warnainnya full pake crayon. Teknik gradasiin gitu. Dan kali ini gue lihat dosen gue praktekin gimana cara gradasiin warna. Dan memilih warnanya. Alhasil, gambar gue mulai meningkat deh. Jelas aja gue ngerjainnya pake niat BGT! Seharian gue kerjainnya sampe tangan gue gempor. Lu lihat aja dinding yg mirip ketupat itu gue warnainnya satu-satu! Per kotak gue pake 3 warna! Dan lihat juga rak buku yang warna-warni. View yang paling suka gue lihat dari gambar ini. Sempet gambar gue ditanyain dosen. "Gambar siapa ini? Buat bapak?". Gue juga kagak ngarti tuh kenapa tu dosen ngomong begitu. Tapi tu dosen emang suka becanda (ngocol). Maklum masih muda. Dan untuk gambar kali ini gue dapet nilai 90.
 Gambar ketiga gue berbeda dari yang sebelumnya. Ini namanya gambar dekoratif. Yang biasanya dibuat pajangan gitulah. Hiasan. Memperindah ruang. Dan warnainnya juga kita hanya mengisi ruang dengan bentuk yang berbeda-beda. Sekreatifnya kita aja. Oh ya actually, itu bukan gue yang gambar.Tapi dosen gue! Hahaha kalau kalian nanya "kok bisa?". Gue jawab, "Ya bisalah". BUkan karena gue anak yang termasuk dalam kategori anak yang aktif di kelas. Melainkan karena dosennya yang aktif (Loh?!). Iya. Tu dosen kan suka jalan-jalan keliling gitu lihat mahasiswa nya yang sedang membuat mahakarya nya masing-masing. Dan ketika dosen itu lihat gue yang baru gambar seperlima dari kotak itu. Beliau langsung menyuruh ke mejanya dan menghapus gambar yang telah gue buat dengan menggambarnya yang gue hitung cuma semenitan langsung jadi. Sedangkan gue yang gambar-hapus-gambar-hapus. Ckckck. Dan gue mendapat nilai 88 . Katanya belum pantes dapet 90 waktu gue nego nilai sama beliau! (╥_╥)
Naah yang kali ini paling ribet dan penuh perjuangan dibanding yang pernah ada. Teknik Batik! Nah loh! Seumur-umur gue gak pernah gambar begituan. Baru kali ini gue pake canting (pinjeman) yang ternyata ujung-ujungnya gue pake kuas nomer 4. Why? Karena gue lebih bagus dan rapih pake kuas. Waktu gue pake canting. tu lilin mbleber kemana-mana di kain gue. Ya kan mana gue tau gimana caranya yak. Temen-temen gue pada ketawain gue karena gue gak tau gimana cara yang baik dan benar dalam membatik. Yang ternyata harus sampe menembus kain. Hm..karena gue dah pasrah juga. Akhirnya bodo amat dah. Yang ada aja tuh gue persembahkan untuk sang dosen. Dan gue dapet nilai 86. 
The last. Ini adalah mahakarya UAS gue. Yang memakai rancangan gambar juga. Kenapa gue gambar pake teknik ilustrasi dengan gradasi crayon. Gue kerjainnya itu juga ampe seharian. Ampe mabok kepayang dah. Karena gue ngerjar deadline tugas dan belajar buat UAS lainnya. Tapi kalian harus lihat aslinya. Karena aslinya itu warna-warnya lebih terlihat gradasinya. Kan ini gue foto pake kamera hp. Gak gue manipulasi, cuma efek cahaya nya aja tuh membuat awan dan latar gambar gue jadi gak begitu terlihat gradasi birunya. Tapi, gue puas! Karena gambar gue ada kemajuan yang sangat berarti (cielah!) Gue gak tau tu gambar dapet nilai berapa. Karena sampe detik ini tu gambar masih ditangan dosen gue sejak hari pengumpulan tugas itu. Tapi gue harap nilanya memuaskan dengan penjelasn rancangan gambar gue yang berasa nulis essay. Satu halaman folio sih. Tapi kan lumayan.
Gue lihat, semester 2 juga bakalan masih ada tuh matkul gambar. Cuma udah bukan teknik dasar lagi seperti semester 1. Mari kita tunggu saja 6 bulan lagi untuk melihat mahakarya gue selanjutnya! Berdoa saja gue masih bisa bernafas dan melanjutkan mahakarya-mahakarya gue selanjutnya.
See you! ƪ(ˆ▽ˆ)ʃ