Bagi mahasiswa yang kuliah di salah satu Universitas di Jawa Tengah, tanggal 23 - 27 Juni 2014 adalah minggu tenang. Yang katanya minggu tenang itu adalah minggu-minggu untuk menenangkan diri sebelum ujian. Dan biasanya moment ini digunakan oleh mahasiswa untuk pulang kampung. Tapi kenyataannya, tidak seperti itu. Hanya sebagian mahasiswa yang merasakannya. Dan sebagian mahasiwa yang lain masih berkutat dengan tugas-tugas akhirnya di kampus! Saya salah satu contohnya. Dari hari Jum'at kemarin sudah ujian 2 makul. Ditambah lagi weekend nya latihan nari (AUD), persiapan untuk tampil 2 minggu kedepan. Hari senin nya, ada Seminar Nasional wajib untuk mahasiswa jurusan saya. Di hari Selasa nya pun ada ujian makul Media Pembelajaran. Mempresentasikan hasil produk media pembelajarang yang telah kita buat untuk AUD. Ditambah membicarakan kostum dan properti untuk nari minggu depannya. Dan di hari rabu, ada ujian baca Qur'an, menyebutkan tajwid, dan tes hafalan juz 30. Tidak sampai disitu, aku yakin besok akan masih banyak tugas yang harus dikerjakan. Membuat miniatur dari tanah liat yang bertemakan Under Water. Latihan nari (lagi) sampai fix kompak. Laporan magang semester 2. Dan makul lainnya yang akan di uji kan minggu depan. Hm...membayangkannya saja sudah pusing duluan. Ya...namanya juga mahasiswa. Kelasnya beda sama anak sekolahan. Dari namanya aja udah "maha" yang berarti besar. Mau tidak mau. Suka tidak suka harus tetap dijalani.
Kembali ke topik kita. Apa dengan semua itu masih bisa dinamakan minggu tenang??? Apa orang yang pulang ke rumahnya pun dengan tenang bisa berlibur? Saya pikir, minggu tenang itu klise. Hanya sebuah permainan kata-kata. Sejak awal semester 1 pun saya tidak pernah menikmati minggu tenang itu dengan tenag seperti namanya. Yang ada tegang setengah mati. Ngejar deadeline tugas. Juga harus belajar buat makul yang belum di ujikan. Minggu tenang itu lebih cocok dipakai setelah kita selsai ujian. Bukan begitu? Logikanya, siswa yang mau UN, UAS, atau ujian apapun itu dan sebelum hari H ujian diliburkan, apa pernah mereka merasakan ketenangan? Untuk anak sekolahan mungkin menyebutnya 'belajar di rumah'. Naah di dunia perkuliahan, namanya diganti menjadi 'minggu tenang'. Yang pada hakikatnya, sebetulnya sama saja. Sama-sama libur dan belajar di rumahnya masing-masing. Hm...sebuah permainan kata-kata yang menjebak. Bagiku, minggu tenang itu adalah mingu tegang. Minggu-minggunya stress! The worst week eveeeeer!!! >,<
Semangadd Mba Indaaah \(^^)/
ReplyDelete