Suatu malam di kostan...
Mengingat sendal sehari-hari ku di kostan sudah gembel walaupun masih sedikit layak pakai itu bentuknya sudah tidak jelas, akhirnya aku mengeluarkan sendal baru aku beli sewaktu liburan lebaran kemarin. Sesaat aku mengeluarkan sendal itu dari persemayaman (plastik), aku memakainya. Ketika aku masuk kamar, ya otomatis sendal baru itu (jog*r) aku parkir tepat didepan pintu kamar kostku dan bergegas untuk makan malam. Gak ada setengah jam aku didalam kamar, dan kembali keluar untuk mencuci piring. GOTCHA!
Sendal itu raib! Aku telusuri ke setiap sudut kostan dan bertanya kepada penghuni kostan yang sedang berlalu lalang didepanku. Tapi tak ada yang tau. Seketika itu aku lemas. Bukan masalah baru. Bukan masalah harga (ya walaupun harganya tidak seberapa). Tapi masalah tempat belinya. Masa iya aku harus pergi ke Bali lagi untuk membeli sendal itu? Akhirnya aku berdiskusi dengan salah satu penghuni kost yang pernah mengalami kehilangan sendal. Dan kami mencurigai salah tau penghuni kost.
Beberapa jam berlalu, akhirnya penghuni kost yang kami curigai datang. Aku dan mba kost ku langsung keluar kamar untuk meliaht sendal yang dia pakai sekalian berpura-pura mencari sendal. Ternyata dia tidak memakai sendalku. Karena melihat gelagatku dan mba kostku sedang mencari sesuatu (di malam hari pula), dia bertanya "Pada nyari apa?". Dia yang juga lebih tua dariku, aku menjawab, "Sendal jog*r warna biru mba. Lihat gak? Tadi aku taro didepan kamarku, tapi sekarang gak ada". Kemudian dia jawab, "Oh yang itu tho. Tadi aku pake ke kostan temenku. Tapi tadi sendalnya ketuker di kostannya dia, soalnya gelap banget tadi" (dengan muka tanpa dosanya, dia hanya bilang maaf sambil tertawa). Jujur. Sebetulnya aku ingin memaki bahwa itu barang milikku yang jelas-jelas ada didepan kamarku yang tidak seharusnya dia pake tanpa ijin. Tapi apa daya karena melihat dia lebih tua dariku, dan yang terpenting adalah saat ini aku sedang berada di tanah orang lain (rantau), aku mengurungkan niat itu. Aku hanya memaki dalam hati dan mengelus dada karena baru kali ini aku menemukan macam orang seperti itu. Lalu ia meneruskan, "Mau di pake po? Kalau ngambilnya besok pagi aja gimana?". Raut wajahku yang sudah menandakan tidak enak, mungkin dia mengereti dan langsung pergi lagi keluar dengan motornya. Entah kemana. Tapi tak lama kemudian...dia datang memanggil namaku daan berbicara dari luar kamar. "...Sendalnya aku simpmen didepan pintu kamarmu ya. Maaf ya sekali lagi". Aku hanya menanggapi, "Iya mba" (dari dalam kamar). Ketika sudah tidak ada tanda-tanda dia didekat kamarku, aku langsung keluar kamar untuk mengambil sendalku dan membawanya masuk untuk menyimpannya di rak sepatu dibelakang pintu. Dan aku kembali mengeluarkan sendal gemb*l ku yang bentuknya sudah tidak meyakinkan itu.
Beberapa hari kemudian... Sendal gemb*l ku kembali raib di malam hari!!! Aku kembali berdiskusi dengan mba kostku. Kita hanya bisa geleng-geleng dan tertawa. Bagaimana bisa sendal gemb*l ku itu masih saja di pake orang tanpa ijin! Gak ada bagus-bagusnya! Aku saja memakai sendal gemb*l itu hanya untuk wudhu, nyuci, atau ketika lantai depan kamarku kotor. Dan kau tau? Ketika pagi hari..akhirnya aku memergoki penghuni kost yang memakai sendal gemb*l ku itu. Yang ternyata semalam itu dia pergi menginap dikostan temannya karena ingin mengerjakan tugas. Juga dengan muka tanpa dosanya ketika dia datang dan melihatku. Seakan-akan dia tidak melakukan hal yang salah. Seakan-akan dia tidak tau bahwa sendal itu milikku. Yang padahal, kamarnya itu tepat disebelahku. Bagaimana bisaaaa????? Akhirnya aku hanya bisa tertawa dan geleng-geleng. Sendal gemb*l ku itu masih saja laku! Ckckck. Entah harus dengan kata-kata apa lagi aku mendeskripsikan penghuni kostku ini. Maklum. Aku sedang di tanah rantau. Entah bagaimana pola pikir dan sikap mereka yang seperti itu. Jika saja mereka ke tanah tempat tinggalku, mungkin orang yang seperti itu sudah "habis"! Hahaha
No comments:
Post a Comment