Sudah empat hari kuliah. Perkenalan dengan enam matkul dan enam dosen. Dan baru hari ini...aku tertearik dengan dosen matkul PIP (Pengantar Ilmu Pengetahuan). Aku belum tahu jelas bagaimana tentang matkul tersebut. Tapi, ada yang membuat aku tertarik. Apa yang dibicarakan dosen tersebut pada kita. Achmad Munib, Drs, SH, MH, MSi. Cukup banyak bukan, gelar yang ia peroleh? Yup! Menurut cerita beliau, ia mengambil enam jurusan pada S1 dan empat jurusan di S2. Tapi yang selesai hanya dua. Beliau adalah tipe orang yang bekerja kera, sungguh-sungguh, dan disiplin. Yang dimana, beliau mempunyai aturan main kuliah sendiri. Pertama, tidak boleh telat satu detik pun. Jika telat, maka nama Anda akan saya coret (dianggap tidak hadir). Kecuali, jika orang yang rumahnya jauh dan ada kendala dijalan. Itupun Anda harus memberi kabar pada saya sebelum waktu tepat masuk kuliah (read : pukul 13.00). Jika seandainya saya yang terlambat satu detik, kalian yang coret nama saya. Biar adil. Kedua, tugas apapun yang saya berikan, tidak akan saya tagih. Jadi, kalian harus punya inisiatif dan kesadaran masing-masing untuk mengumpulkannya sebelum akhir semester. Kalau perlu, kalian harus menanyakan sendiri tugas apa yang kurang pada kalian. Karena tidak ada nilai K (kurang) pada mata pelajaran saya. Yang hanya adalah E. Kenapa? Karena saya ingin kalian disiplin dan belajar sungguh-sungguh.
"Jepang. Hongkong. Kuwait. Arab. Bangkok. Singapore. Kuala Lumpur. Timor Leste. China. Dari sekian negara yang sudah saya kunjungi, saya paling tertarik dengan Jepang. Saya banyak belajar dari negara tersebut. Negara yang sangat disiplin dan bersih. Jika kita lihat negara tersebut, Jepang bisa dibilang Islam tanpa syahadat. Berbeda dengan negara Indonesia yang Islam hanya bermodalkan syahadat. Negara yang bodoh, boros, dan penuh dengan korupsi. Yang katanya negara agraris, tapi kita harus import garam, kedelai, minyak, dll. Lalu, kita lihat saja diparkiran banyak motor. Kalau kita mau hitung satu motor satu liter, satu hari bisa 30juta liter hanya di Semarang. Belum lagi sebulan, setahun. Negara kita itu boros dan malas! Orang Jepang itu masih jalan dengan jarak 5-10 km. Makanya badan mereka kecil-kecil, sehat. Sedangkan orang Indonesia, yang dekat saja harus naik motor. Mereka malu kalau jalan. Suatu ketika, saya bertanya kepada orang Jepang.
D : "Kenapa kalian tidak naik motor?"
J : "Buat apa naik motor? Buat kotor (polusi) saja!"
D (tersinggung) : "Kalau begitu, kenapa kalian mengirimnya ke Indonesia?"
J : "Karena orang Indonesia mau. Mereka mau kotor!"
Setelah saya pikir, ada benarnya apa yang dikatakan orang Jepang itu. Memang seperti itulah orang Indonesia. Maka dari itu, saya berkomitmen ingin berjalan saja. Saya kesini tidak membawa kendaraan. Jika saya mau, saya bisa membeli mobil banyak. Tapi, saya tidak lakukan itu. Setiap orang di Jepang pun seperti menjadi petugas kebersihan, karena disana bersih sekali. Sampai saya lihat ada 8 tempat sampah dengan label sampah yang berbeda-beda".
Cukup mengesankan. Benar-benar membuat aku terkagum-kagum dengan semua petuahnya. Nasihatnya masuk sampai ke hati. Karena untukku pribadi, cukup jarang orang yang bisa membuatku merasa seperti itu dengan nasihatnya. Apalagi, aku tidak sabar untuk menunggu minggu yang akan datang untuk kembali mendengar ilmu yang keluar dari mulutnya ;)
No comments:
Post a Comment