Satu setengah bulan. Selama itulah liburanku. Seperti liburan kebanyakan orang yg sedang kuliah. Liburan kali ini sangat berbeda dengan liburanku sebelumnya. Sebelum lebaran, aku berlibur ke Denpasar bersama mamah. Dua minggu lamanya, aku hanya sempat ke Tanah Lot dan Joger untuk membeli oleh-oleh. Sisanya aku habiskan berdiam diri di kamar. Jaga rumah selama mamah kerja dari pagi-sore (senin-sabtu). Dan malamnya tarawehan. Sulit mencari waktu untuk jalan-jalan yang menjadi wisata di Bali. Hm..mungkin yang menjadi pengalamanku adalah menyebrangi selat Bali dengan kapal Feri dari Banyuwangi. Kurang lebih hanya satu jam memang, tapi karena aku menyebrangi di waktu pagi, dan angin sedanag besar, jadi air pun tak tenang hingga membuatku mabuk laut. Satu lagi. Aku tidak sempat menikmati Bandara Internasional Ngurah Rai. Ya mungkin dari bangunannya, semua bisa menebaknya jika itu kurang lebih sama dengan masyarakat yang mayoritas beragama Hindu. Tapi, aku suka design-nya. Pertama kali aku sampai di bandara, aku takjub melihatnya, walau tidak sempat menikmati pemandangannya karena aku mengejar waktu supaya tidak ketinggalan pesawat menuju Daerah Istimewa Jogjakarta. Aku sempat berkeliling Malioboro-Lempuyangan dengan becak dengan tarif yang cukup murah dibanding kota-ota besat seperti Jakarta dan sekitarnya. Di Jogja, aku hanya numpang transit, karena untuk ke kampung halamanku harus naik kereta lagi. Sebuah kota kecil satria namun damai dan tertib. Purwokerto. Hendak Lebaran bersama keluarga. Setelah itu menghabiskan sisa liburan di Bogor bersama teman-teman SMA pasca lebaran. Hangout bersama teman-teman. Dan sempat berlibur di rumah sakit, bergantian menjaga sepupuku yang terkena TBC usus selama kurang-lebih seminggu. Tapi ada hal lain yang membuat liburanku kali ini kurang berkesan.
Jika dari sudut pandang orang lain, mungkin liburanku kali ini sangat berkesan atau mungkin menyenangkan karena bisa berlibur di kota yang berbeda-beda. Karena mereka hanya melihat dari luar nya saja. Hanya aku yang mengetahui isi hatiku. Liburan ke banyak tempat bukan berarti banyak hal yang mengesankan. Sama hal nya seperti orang kaya itu belum tentu bahagia menikmati kekayaannya. Mungkin jika kita lihat sekilas dari luar, mereka bahagia. Tidak perlu pusing memikirkan kekurangan, dan lain sebgainya. Tapi itu hanya pikiran orang yang melihatnya dari luar. Justru banyak hal yang sederhana lah yang membuat seseorang bahagia. Semisal, melihat senyum orang yang kita sayang. Sederhana. Tapi mampu membuat kita bahagia. Tidak selalu hal yang mewah. Kadang, seseorang terlalu melihat rumput tetangga yang lebih hijau.
Walaupun begitu, liburan kali ini memberiku banyak pelajaran yang aku harap bisa membuatku semakin dewasa. "Karena luka yang akan mendewasakan kita. Dan jika harapan kita selalu berjalan sesuai rencana, kita tak akan pernah belajar bahwa kecewa itu menguatkan".
Jika dari sudut pandang orang lain, mungkin liburanku kali ini sangat berkesan atau mungkin menyenangkan karena bisa berlibur di kota yang berbeda-beda. Karena mereka hanya melihat dari luar nya saja. Hanya aku yang mengetahui isi hatiku. Liburan ke banyak tempat bukan berarti banyak hal yang mengesankan. Sama hal nya seperti orang kaya itu belum tentu bahagia menikmati kekayaannya. Mungkin jika kita lihat sekilas dari luar, mereka bahagia. Tidak perlu pusing memikirkan kekurangan, dan lain sebgainya. Tapi itu hanya pikiran orang yang melihatnya dari luar. Justru banyak hal yang sederhana lah yang membuat seseorang bahagia. Semisal, melihat senyum orang yang kita sayang. Sederhana. Tapi mampu membuat kita bahagia. Tidak selalu hal yang mewah. Kadang, seseorang terlalu melihat rumput tetangga yang lebih hijau.
Walaupun begitu, liburan kali ini memberiku banyak pelajaran yang aku harap bisa membuatku semakin dewasa. "Karena luka yang akan mendewasakan kita. Dan jika harapan kita selalu berjalan sesuai rencana, kita tak akan pernah belajar bahwa kecewa itu menguatkan".